Apa, aku sekelompok dengan mereka? Sebenarnya, aku kecewa dengan Eri, Ami, Ayumi, dan Tomoka. Padahal, aku ingin pindah ke kelompoknya Asami agar bisa menjadi JKT*0075* Generasi Kedua yang sebenarnya. Mau tahu, Eri, Ayumi, Tomoka, dan Ami selalu melihat pekerjaan teman yang sudah selesai bila mereka belum. Itu yang membuatku kecewa dan aku berusaha untuk membuat mereka sadar atas kesalahan mereka yang sebenarnya. Avie-senpai tentunya dengan Anis-senpai mengancam Ami agar tidak menyontek lagi, tetapi dia mengaku tidak bersalah.
Selama istirahat, aku selalu melihat foto JKT*0075* Generasi Pertama bersama adik dari Avie-senpai, Arwen Ramadhani-kouhai. yang kubawa. Inilah fotonya:
Tapi, semua impian tak mungkin tercapai. Aku harus sekelompok dengan mereka itu dan terpisah dari JKT*0075* Generasi Kedua, mengapa bisa? Ruu-chan sudah memberiku berbagai nasihat, terkadang tidak ada hasilnya. Aku sedih, meskipun tidak menangis dalam masalah ini. Aku ingin pindah kelompok dan aku ingin bersama mereka, tetapi keputusan tersebut belum pasti. Perasaanku tidak enak, mataku berkaca-kaca, dan aku mulai menangis. Rasanya, masalah ini tak bisa berakhir begitu saja. Aku akan mencari cara untuk mencari solusi.
Sesaat kemudian, bel istirahat berbunyi. Murid yang beragama islam segera melaksanakan sholat Zuhur kecuali yang berhalangan (menstruasi untuk perempuan). Sedangkan yang non-muslim segera menikmati makan siang, termasuk kami bersama dengan siswi kelas VII-IX Muslimah yang berhalangan sholat. Aku bersama Asami mengobrol tentang kelompok kami masing-masing ditemani Sakura, Kanako, Risa, dan Fuji.
“Kasihan sekali Ai-chan, dia terpisah dengan Asami …,” kata Ruu-chan menghampiri kami.
“Jadi bagaimana? Aku harus bertukar tempat atau tidak?” rengekku kemudian.
“Sudahlah … nggak usah sedih, Ryuushirou-senpai,” hibur Arwen-kouhai kemudian.
“Kouhai … cepat sekali pulangnya, ada apa?” kataku kemudian.
“Sekolahku, SD Juuichirou sedang ada rapat guru. Jadi aku mengikuti bapakku untuk ke sini, katanya dia tahu lomba Dance Cover waktu kakakku menghubungi bapakku lewat telepon umum,” jawab Arwen-kouhai.
“Kelas III, kan?” tanya Anis-senpai.
“Iya, aku kelas III,” jawab Arwen-kouhai kemudian, walaupun masih muda dia ingin membantu JKT*0075* Generasi Pertama.
Sepertinya, ini yang membuatku sakit hati. Apakah aku akan berhasil bertemu kembali dengan mereka? Aku harus menunggu takdir yang Tuhan berikan kepada diriku. Sementara itu, Ruu-chan banyak memberikanku nasihat yang memiliki banyak arti dalam hatiku. Setelah Avie-senpai dengan yang lainnya selesai sholat Zuhur, kami segera menghabiskan bekal makan siang kami sambil mengobrol. Aku masih memikirkan diriku yang semakin kecewa dengan kelompokku karena aku tak bisa mengikhlaskan semua kejadian ini.